Tachyometri: Metode Survei Cepat dan Efisien

Pengertian Tachyometri

Tachyometri adalah teknik dalam survei yang digunakan untuk mengukur jarak horizontal dan vertikal dengan mengamati sudut menggunakan alat yang disebut tachometer. Metode ini sangat berguna di daerah berbukit atau sulit dijangkau, di mana pengukuran langsung dengan rantai atau waterpass tidak memungkinkan atau terlalu melelahkan.

Kegunaan Tachyometri

Tachyometri banyak digunakan dalam berbagai jenis survei, seperti:

• Membuat peta topografi yang memerlukan pengukuran ketinggian dan jarak.
• Survei di area yang sulit dijangkau dengan metode konvensional.
• Survei awal untuk perencanaan jalan raya dan rel kereta api.
• Menentukan titik kontrol sekunder dalam pemetaan.

Alat yang Digunakan dalam Tachyometri

Beberapa alat utama dalam tachyometri meliputi:

• Theodolite Tachymeter: Alat utama dengan diafragma stadia untuk mengukur sudut dan jarak.
• Stadia Rod: Tongkat pengukur untuk menentukan perbedaan ketinggian dan jarak horizontal.
• Lensa Anallactic: Lensa khusus yang membantu perhitungan otomatis tanpa perlu tambahan konstanta.

Beli juga: Drone DJI Matrice 4 Enterprise

Metode Pengukuran dalam Tachyometri

Dalam tachyometri, terdapat beberapa metode untuk menghitung jarak dan ketinggian, yaitu:

1. Metode Stadia
   Metode ini menggunakan dua benang stadia pada teleskop tachymeter untuk mengukur jarak. Metode stadia terbagi menjadi dua jenis:
   • Metode Benang Tetap (Fixed Hair Method): Jarak antara benang stadia di dalam teleskop tetap, sedangkan panjang yang terlihat di staff berubah.
   • Metode Benang Bergerak (Movable Hair Method): Panjang pada staff tetap, tetapi jarak antara benang stadia dalam teleskop dapat di atur.
2. Metode Tangensial
   Metode ini menggunakan prinsip trigonometri dengan mengukur dua sudut vertikal untuk menentukan jarak dan ketinggian suatu titik.
3. Metode Subtense Bar
   Metode ini menggunakan batang dengan panjang tetap yang di tempatkan di lapangan. Sudut yang terbentuk oleh batang tersebut kemudian di ukur untuk menghitung jarak horizontal.

Prinsip Perhitungan Stadia dalam Tachyometri

Dalam metode stadia, jarak horizontal (D) dapat di hitung dengan rumus:

D=K×s+CD = K \times s + C

Di mana:

• K = Konstanta stadia (biasanya 100)
• s = Intersep stadia (jarak antara benang stadia pada staff)
• C = Konstanta tambahan (biasanya 0 untuk tachometer anallactic)

Jika garis bidik miring, jarak horizontal (H) di hitung dengan:

H=K×s×cos⁡2(θ)+C×cos⁡(θ)H = K \times s \times \cos^2(\theta) + C \times \cos(\theta)

Sedangkan perbedaan elevasi (V) di hitung dengan:

V=K×s×sin⁡(θ)×cos⁡(θ)+C×sin⁡(θ)V = K \times s \times \sin(\theta) \times \cos(\theta) + C \times \sin(\theta)

Keunggulan Tachyometri

• Cepat dan Efisien: Lebih cepat di bandingkan metode pengukuran langsung.
• Akurasi yang Baik: Dengan kondisi yang tepat, kesalahan dapat di kontrol hingga 1/100 dari jarak sebenarnya.
• Cocok untuk Medan Sulit: Ideal untuk daerah berbukit atau sulit di jangkau.

Kesalahan dalam Pengukuran Tachyometri

Beberapa kesalahan yang bisa terjadi dalam survei tachyometri meliputi:

• Kesalahan Faktor Interval Stadia: Kesalahan sistematis yang memengaruhi perhitungan jarak.
• Kesalahan Kalibrasi Staff: Jika skala pada staff tidak akurat, hasil pengukuran bisa salah.
• Kesalahan Pengamatan Stadia: Kesalahan dalam membaca angka pada stadia dapat menyebabkan ketidakakuratan.

Kesimpulan

Tachyometri adalah metode survei yang cepat, efisien, dan sangat berguna di medan sulit. Dengan alat seperti theodolite tachymeter dan stadia rod, metode ini memungkinkan pengukuran jarak dan ketinggian secara akurat dalam waktu singkat. Meskipun terdapat beberapa potensi kesalahan, dengan teknik yang tepat, tachyometri tetap menjadi metode yang andal dalam pemetaan dan survei teknik.

Sumber:

• https://aits-tpt.edu.in/wp-content/uploads/2018/08/tacheometric-surveying.pdf
• ftp.unpad.ac.id

Baca juga: Fungsi automatic level waterpass dalam pembangunan jalan raya